www.monex.com |
Monexnews - Treasury Department atau Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) meredam anggapan bahwa China adalah 'tukang manipulasi mata uang'.
Dalam laporan semi-tahunan yang membahas tentang kinerja mata uang internasional, Kementerian Keuangan menyatakan senang dengan sikap pemerintah Beijing selama satu tahun terakhir. "China telah mengurangi frekuensi campur tangan di pasar uang dan mulai melakukan liberalisasi di sektor permodalan," demikian kutipan dari laporan Treasury. Ulasan pemerintah itu sekaligus meredam anggapan bahwa ketegangan antara Amerika-China terkait kurs rendah Yuan masih terjadi. Beijing sudah lama dituding berada di balik pelemahan nilai tukar valuta domestik. Dengan memberlakukan nilai tukar yang murah terhadap negara lain, maka daya saing produk ekspor China di luar negeri semakin bagus.
Kecaman keras terhadap pihak Beijing dan sindiran kepada pemerintah sempat dilontarkan capres Republikan, Mitt Romney, saat kampanye. Ia menyebut China sebagai manipulator valuta dan ingin pemerintah memberikan sanksi perdagangan kepada negara itu. Pihak Obama berupaya meredam serangan lawannya dengan komentar positif tentang upaya liberalisasi mata uang China.
Kementerian Keuangan melaporkan bahwa Renminbi (Yuan) sudah menguat sebanyak 12,6% terhadap Dollar sejak Juni 2010. Namun demikian pemerintah menilai nilai tukar masih bisa lebih rendah lagi. Kementerian menginginkan kurs Yuan makin kuat di masa depan, baik versus USD maupun valuta lainnya. Washington merayu China agar lebih mementingkan konsumsi domestik untuk saat ini supaya pertumbuhan ekonomi nasional bisa berjalan stabil. Dan untuk mencapai tujuan itu, penguatan nilai tukar adalah salah satu komponen yang harus dipenuhi. Mengingat kenaikan kurs turut berperan dalam perbaikan daya beli rumah tangga.
(dim)
0 komentar